Kronologis 298 Pendemo Papua Ditipu Koordinator Aksi Bikin Kerusuhan, Sembunyi Lalu Minta Tolong TNI


298 pendemo Papua yang berakhir kerusuhan akhirnya bisa kembali ke rumahnya masing-masing di Abepura dan Wamena.

Ratusan pendemo itu merasa ditipu koordinator aksi beberapa hari lalu yang memanfaatkan isu rasisme.

Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menyatakan, ratusan pendemo tersebut sudah tiga hari ini bersembunyi usai kerusuhan di Jayapura lalu.

 Ironisnya, warga Abepura dan pegunungan wilayah Wamena itu merasa ditipu koordinator aksi. 

“Kelompok ini merasa telah ditipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan isu rasisme,” Ungkap Eko dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/9/2019).

Eko menyebut, para pendemo bersembunyi di Numbay, Distrik Jayapura Selatan, Jayapura.

Hal itu dilakukan lantaran mereka ketakutan para korban kerusuhan bakal melakukan aksi pembalasan. Karena itu, mereka juga takut untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Menurut kesaksian para pendemo, mereka tidak berani pulang karena takut mendapat aksi balasan dari masyarakat yang menjadi korban aksi penjarahan, pembakaran, pelemparan maupun pengrusakan.

Pasalnya, dalam aksi lalu, mereka telah menjarah berbagai macam harta benda dan merusak bangunan milik masyarakat lainnya.

“Mereka takut mendapatkan aksi balasan dari masyarakat yang telah mengalami kehilangan atau kerusakan aset harta benda yang berharga yang telah mereka rusak atau jarah akibat ulah yang anarkis dan brutal,” jelasnya.

Eko menceritakan, awalnya sejumlah perwakilan pendemo datang menemui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Desman Kogaya, Minggu (1/9) siang waktu setempat.

Dalam komunikasi itu, mereka memohon bantuan dan meminta tolong jaminan kemanan serta diantar agar bisa kembali pulang ke rumah masing-masing di Abepura dan Wamena.

Setelah itu, Desman Kagoya langsung menghubungi Kodam XVII/Cenderawasih dan perwakilan Komnas HAM wilayah Papua sebagai mediator.

Baru pada pukul 14.30 WIT, mereka akhirnya ditemui langsung dengan Kodam XVII/Cenderawasih yang diwakili Asintel Kasdam Kolonel Inf JO. Sembiring.

Juga hadir Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramanday, pendeta dan pemuka agama, Wakil Bupati Lanny Jaya dan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP).

Mediasi dilakukan untuk memberikan solusi terbaik proses pemulangan agar terhindar dari bentrok susulan antar kelompok massa, khususnya di Jayapura.

“Kemudian mereka menyampaikan penyesalan dan merasa ketakutan untuk kembali ke tempat tinggalnya,” jelas Eko.

Selain mengaku ketakutan, mereka juga menyatakan kapok dan tak mau lagi ikut aksi demo apapun.

“Massa pendemo sepakat untuk tidak mau lagi ikut-ikutan aksi massa dalam bentuk apapun,” lanjutnya.

Untuk mengangkut mereka, TNI mengerahkan 15 truk milik Kodam XVII/Cenderawasih untuk mengantar ratusan orang itu pulang ke Abepura ke Wamena.

“Selain membantu pemulangan mereka, satu orang di antaranya diserahkan ke Polres Jayapura Kota karena diduga pelaku penjarahan,” jelasnya.

Hal ini menguatkan dugaan bahwa memang benar ada provokator dan pihak-pihak tak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi di Papua.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, kelompok masyarakat yang melakukan aksi anarkis atau kekacauan di Papua dan Papua Barat punya hubungan dengan organisasi di luar negeri.

“Ada. Dari kelompok-kelompok ini ada hubungannya dengan network di internasional,” kata Tito di sela acara Hari Jadi Ke-71 Polwan di Jakarta, dikutip PojokSatu.id dari Antara, Minggu (1/9/2019).

Dia mengatakan, Polri tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menangani masalah tersebut.

Menurut dia, pihak-pihak yang diduga menggerakkan kericuhan di Papua sudah diketahui.

“Pihak-pihak yang diduga menggerakkan sudah dipetakan dan sedang didalami. Kalau misal terbukti (terlibat), akan ditindak secara hukum,” tegasnya.

Sementara, Menko Polhukam Wiranto terang-terangan mengaku sudah mengetahui pihak yang paling diuntungkan dan ‘aktor’ kerusuhan Papua.

Hal itu didapat berdasarkan laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kapolri Jendral Tito Karnavian.

Laporan itu sendiri, kata Wiranto, disampaikan dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Negara, Jumat (30/8/2019).

“Rusuh (Papua) ini ada yang menunggangi, ngompori, memprovokasi, ada yang sengaja dorong terjadi kekacauan,” bebernya.

Ia menyatakan, ‘aktor’ dimaksud mencoba mendapatkan keuntungan dari krisis yang ada di Papua.

“Kita tahu siapa yang coba dapat keuntungan dari kerusuhan ini,” ujarnya.

Kendati demikian, Wiranto enggan membeberkan secara rinci pihak dimaksud. Hanya saja, ia mengirimkan pesan peringatan keras.

“Kita peringatkan siapa pun dia, hentikan itu, karena itu hanya ingin buat suasana instabil,” tegasnya. (po)
Halaman berikutnya:

Subscribe to receive free email updates:

Data Covid-19 Update