Ilmuwan Australia Berhasil Bikin Replika Virus Corona, Buat Apa?


Tim ilmuwan dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity di Melbourne, Australia, berhasil menduplikasi virus corona yang dikembangkan di laboratorium. Ini sekaligus menjadi sampel novel coronavirus pertama di luar China.

Temuan ini menjadi terobosan penting yang dapat membantu memerangi penyebaran wabah virus corona secara global, yang sejauh ini telah menewaskan 132 orang.

Para peneliti menyebut, sampel virus temuan mereka akan digunakan untuk menjalankan tes antibodi. Pengujian antibodi bakal mempermudah deteksi virus pada pasien yang tidak menunjukkan gejala, serta dapat bermanfaat untuk pembuatan vaksin.

Seperti yang diberitakan Reuters, peneliti juga bakal berbagi sampel virus dengan WHO (World Health Organization) dan laboratorium di seluruh dunia. Dikatakan pula, bahwa duplikat novel coronavirus (2019-nCoV) diciptakan dari sampel virus pasien yang terinfeksi.

Pasien tersebut dirawat di rumah sakit milik Peter Doherty Institute sejak 24 Januari. Fasilitas kesehatan ini merupakan lembaga bentukan Melbourne University dan Royal Melbourne Hospital.

“Memiliki virus yang sebenarnya berarti kita sekarang memiliki kemampuan untuk benar-benar memvalidasi dan memverifikasi semua metode pengujian, dan membandingkan sensitivitas dan kekhususan virus,” ujar Julian Druce, Kepala Laboratorium Identifikasi Virus di Peter Doherty Institute, dilansir Reuters.

“Virus ini akan digunakan sebagai bahan kontrol positif untuk jaringan laboratorium kesehatan publik Australia, dan juga dikirim ke laboratorium ahli yang bekerja sama dengan WHO di Eropa,” lanjut Druce.

Sebelumnya, laboratorium di China berhasil mengembangkan sampel virus corona novel, tetapi hanya merilis urutan genom virus, bukan sampel virus itu sendiri.

Adapun sejak kemunculannya pada Desember tahun lalu, virus 2019-nCoV kian mengganas. Jumlah angka kematian pasien terus melonjak dari hari ke hari, dan jumlah orang yang terinfeksi mencapai 5.974.

Pakar menyebut, virus corona menyebar dalam bentuk tetesan dari batuk dan bersin, serta memiliki masa inkubasi hingga 14 hari. Dengan kata lain, setelah transmisi virus, butuh waktu maksimal 14 hari sampai seseorang yang terjangkit menunjukkan gejala. (ku)

Subscribe to receive free email updates:

Data Covid-19 Update