Sindir Aksi Demo RUU HIP, Hasto: Dulu Bung Karno-Hatta Baca Dulu Baru Bertindak, Sekarang Demo Baru Baca

Sindir Aksi Demo RUU HIP, Hasto: Dulu Bung Karno-Hatta Baca Dulu Baru Bertindak, Sekarang Demo Baru Baca

Gaspol - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meminta semua pihak agar mengembangkan tradisi intelektual dalam memahami dan mengatasi permasalahan yang ada. Menurutnya, ada pihak-pihak yang kerap mengatasnamakan kepentingan politik dalam bertindak bahkan demo namun tak dibarengi dengan intelektual.

Terkadang, kata Hasto, ada juga yang membenturkan Pancasila, Islam, dan menyangkut Proklamator RI Ir Soekarno. Padahal, kata dia, Pancasila merupakan ideologi yang mempersatukan seluruh perbedaan di Indonesia.

Baca juga: Kantongi Semua Partai Kecuali PKS , Gibran Calon Tunggal Pilwalkot Solo?
 
Hal itu disampaikan Hasto saat menghadiri HUT Partai Bulan Bintang (PBB) ke-22 yang juga dihadiri Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra.

Hasto kemudian menyinggung sejumlah pihak yang mengadakan demo menolak suatu kebijakan atau produk hukum tertentu, namun tak diiringi pengetahuan yang cukup. Menurutnya, kondisi ini berbeda dengan cara berpikir para pendiri bangsa.

"Dahulu, M.Natsir, Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh pendiri bangsa lainnya, selalu membaca dulu baru bertindak. Sekarang, demo dulu baru membaca, kadang bahkan tidak membaca sama sekali. Makanya jadi banyak energi bangsa terbuang sia-sia," ungkap Hasto dalam keterangan resminya, Sabtu (18/7).

Hasto Minta Perkuat Intelektual Sebelum Bertindak

Oleh karena itu, Hasto meminta semua pihak memperkuat intelektualnya agar tak mudah dibenturkan oleh kepentingan pihak tertentu. Ia menegaskan, kepentingan politik juga harus diikuti dengan tradisi intelektual.

"Masak karena kepentingan politik, kita disebut komunis? Ini perlu kita luruskan, sama seperti Prof Yusril yang punya tradisi intelektual, maka kita pun harus perkuat tradisi intelektual agar tidak mudah dibentur-benturkan," kata Hasto.

Baca juga: Berkarya Pecah, Tommy Soeharto di Kudeta dari Ketua Umum

Hasto berharap seluruh pihak dapat memahami dan tak mempermasalahkan tujuan lahirnya Pancasila sebagai hasil pemekiran para pendiri bangsa.

"Pendiri negeri ini pun melaksanakan semuanya dimulai dari sebuah tradisi intelektual luar biasa. Di mana peradaban dunia, agama, ideologi, semua dikontemplasikan sesuai bangsa kita sebagai bangsa timur, agraris, negara kepulauan, maka lahirlah Pancasila yang harusnya tidak perlu dipersoalkan lagi," ujar Hasto.

Tak lupa dalam kesempatan itu, Hasto memberikan sebuah buku yang dititipkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai hadiah HUT PBB. Ia berharap PBB sebagai salah satu partai koalisi dapat terus menjalin kerja sama, mulai dari membumikan Pancasila hingga Pilkada 2020 mendatang.

"Semoga bintangnya memberikan direksi bagi perjalanan bangsa, dan bulannya memberi kesejukan pada kehidupan bersama kita sebagai satu bangsa," tuturnya.

Yusril pun menyambut baik hadirnya Hasto sebagai perwakilan partai koalisi. Dia berharap di tengah pandemi virus corona, terdapat kemudahan pemerintah dalam melakukan setiap upaya penanganan.

"Di milad ini, di tengah kesulitan ini, tetaplah kita berkeyakinan, bahwa di balik kesulitan ini akan ada kemudahan bagi kita semua," kata Yusril.[kumparan]

Subscribe to receive free email updates:

Data Covid-19 Update