Politikus Anti-Islam Denmark Berencana Bakar Al-Qur'an Di Masjid Swedia


Gaspol - Ketua partai garis keras Stram Kurs Denmark, Rasmus Paludan, berencana membakar Al-Qur'an dalam kunjungannya ke Swedia akhir bulan ini.

Politikus anti-Islam itu mengaku bahwa ia diundang untuk membakar Al-Qur'an oleh seorang seniman jalanan Swedia, Dan Park.

Ia mengatakan pembakaran Al-Qur'an akan berlangsung pada 28 Agustus di dekat sebuah masjid di distrik Rosengard.

Baca Juga: FPI Tangerang diserang Geng motor Saat Pasang Spanduk Habib Rizieq

Paludan menggambarkan aksinya tersebut sebagai bentuk "membela rakyat sebangsanya" di Swedia.

"Saudara-saudara kami di Swedia dimusnahkan di negara mereka sendiri, jadi yang bisa kami lakukan untuk membantu mereka adalah muncul di salah satu daerah mereka yang diduduki dan memberi tahu pendapat jujur kami tentang Al-Qur'an," kata Paludan melalui sebuah pernyataan seperti dilansir Sputnik News, Kamis (6/8).

"Al-Quran akan terbakar di Rosengard," bunyi Partai Stram Kurs.

Meski partainya belum masuk ke parlemen, Paludan telah membuat partai dan dirinya terkenal dengan aksi anti-Islam seperti membakar Al-Qur'an di seluruh wilayah yang didominasi imigran di Denmark.

Ia melihat aksinya itu sebagai hak kebebasan berbicara dan kebebasan beragama.

Akibat ulahnya itu, Paludan tak jarang menjadi target beberapa serangan dan upaya pembunuhan.

Pada Juni lalu, Paludan hampir ditikam hingga tewas oleh seorang tak dikenal yang berlari ke arahnya sambil membawa pisau.

Sejak itu, Paludan terus berada dalam perlindungan dan penjagaan polisi yang telah menelan biaya hingga ratusan jutaan krone Denmark.

Baca Juga: Media Jepang Beritakan Bu Susi: Perlu Di Contoh untuk Menghadapi China

Sebelum menjadi politikus, Paludan adalah seorang pengacara dan dosen di Universitas Kopenhagen. Ia kerap menyatakan pandangan dan perkataan yang kontroversial.

Pada 2019, ia dihukum karena mengekspresikan pandangan rasial. Pada Juni 2020, ia dijatuhi hukuman penjara tiga bulan akibat tindakan kontroversialnya itu.

Sementara itu, Dan Park, merupakan seniman jalanan Swedia yang juga tak luput dari kontroversi. Dia telah beberapa kali dipenjara dan disanksi karena kegiatan ujaran kebencian melalui karya seni.[CNNindonedia]

Subscribe to receive free email updates:

Data Covid-19 Update