China Kesulitan Penuhi Kebutuhan Masker untuk Cegah Virus Corona


Pemerintah China mengaku mulai kewalahan memenuhi kebutuhan masker bagi warganya agar tak tertular virus corona. Produksi masker saat ini dianggap tidak cukup untuk melindungi seluruh warganya.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam konferensi pers Senin (3/1). Dia mengatakan, China "sangat membutuhkan" masker dan alat perlindungan lainnya.

"Apa yang sangat China butuhkan sekarang adalah masker medis, pakaian perlindungan, dan kaca mata pengaman," kata Hua di Beijing seperti dikutip AFP.

Masker yang kebanyakan digunakan warga China adalah jenis sekali pakai. Selain Hubei, wilayah awal mula virus corona, beberapa provinsi di China juga telah mewajibkan warganya memakai masker.
Di antara yang mewajibkannya adalah Guangdong, Sichuan, Jiangxi, Liaoning, dan kota Nanjing. Total populasi seluruh wilayah itu mencapai lebih dari 300 juta orang. Sementara kemampuan produksi maksimal pabrik masker di China hanya 20 juta per hari. Ditambah lagi tidak semua pabrik masker beroperasi karena libur Imlek diperpanjang.

Hua menyebut beberapa negara telah menyumbangkan masker kepada China, di antaranya Korea Selatan, Jepang, Kazakhstan dan Hungaria. Pekan lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan bantuan berupa 10 ribu masker N95 untuk WNI di wilayah terisolasi virus corona di China ke Kementerian Luar Negeri.

Menteri Perindustrian China, Tian Yulong, mengatakan mereka akan mengimpor masker dari Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan masker.

"Saat ini operasional produksi masker antara 60 dan 70 persen dari kapasitas," kata Tian. (ku)

Subscribe to receive free email updates:

Data Covid-19 Update